Membangun Cinta Tanah Air Generasi Z dan Alpha melalui Pendidikan Bela Negara Sejak Dini


 

Mengapa Penting Bela Negara?
Bela negara bukan sekadar urusan militer; ia adalah kerangka nilai, sikap, dan keterampilan warga negara untuk menjaga kedaulatan, integritas, dan keselamatan bangsa. Di era disrupsi digital, polarisasi politik, dan meningkatnya ancaman non-konvensional, menanamkan kesadaran bela negara sejak dini pada siswa dan mahasiswa menjadi semakin mendesak.
Tren Indeks Bela Negara (IBN) yang dikaji oleh Lemhamnas memprediksikan menurun sampai tahun 2027 dengan mengacu pada tiga penilaian terakhir di tahun 2019, 2021 dan 2022. Pada tahun 2019 indeks bela negara hanya 3,37. Nilai ini sempat naik pada 2021 mencapai 3,59, namun turun kembali di tahun 2022 yang hanya mencapai 3,3 (surabaya.tribunnews.com).
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menempatkan pendidikan bela negara sebagai bagian terintegrasi dalam proses pembelajaran formal yang wajib bagi peserta didik tingkat dasar, menengah, dan tinggi.

Mengapa sekarang waktunya bertindak? Fakta dan tantangan nyata!
  1. Kerentanan serangan siber dalam skala besar. Indonesia menghadapi lonjakan serangan siber: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta lembaga terkait terus mencatat sejumlah besar insiden dan anomali trafik; misalnya laporan media yang merangkum statistik BSSN mencatat milyaran serangan/anomali trafik dalam periode tertentu pada 2025. Kasus ransomware berskala nasional pada 2024 yang memengaruhi ratusan instansi publik juga menegaskan kerentanan infrastruktur digital negara. Ancaman siber ini menunjukkan bahwa kesadaran keamanan digital perlu menjadi bagian dari pendidikan bela negara.
  2. Radikalisme dan rentannya kampus sebagai ruang penyebaran ideologi ekstrem. BNPT dan sejumlah kampus melaporkan kecemasan terhadap potensi penyebaran ideologi radikal di lingkungan pendidikan tinggi; kelompok rentan termasuk generasi muda yang aktif bermedia sosial. Fenomena ini menggarisbawahi kebutuhan pendidikan kewarganegaraan yang kuat dan program pencegahan radikalisasi berbasis kampus.
  3. Perubahan nilai dan tantangan integrasi identitas kebangsaan pada generasi muda. Survei dan kajian menunjukkan tren menurunnya beberapa indikator kecintaan terhadap simbol-simbol kebangsaan yang dipengaruhi oleh globalisasi budaya dan informasi digital; beberapa survei komersial/policy brief menyebut media sosial sebagai faktor yang memengaruhi penurunan rasa nasionalisme pada generasi muda. Itu menunjukkan perlunya pendekatan pendidikan nilai yang relevan dengan konteks digital saat ini.
  4. Kebutuhan peran sipil yang siap menghadapi ancaman non-konvensional. Modernisasi pertahanan menuntut sinergi antara komponen militer, sipil, dan masyarakat. Dokumen kebijakan pembinaan dan katalog diklat Kementerian Pertahanan menempatkan pengetahuan bela negara sebagai bagian program pelatihan, tetapi implementasi di ranah pendidikan formal masih memerlukan penguatan skala luas. Hal ini menguatkan argumen bahwa program diklat bela negara perlu diintegrasikan ke jenjang pendidikan menengah dan tinggi.
Apa Tujuan Pendidikan Bela Negara diwajibkan untuk Siswa & Mahasiswa?
Siswa dan Mahasiswa saat ini merupakan generasi Z dan Alpha yang sangat kritis terhadap sesuatu dan sangat kecanduan dengan teknologi informasi yang disinyalir akan mengikis rasa nasionalisme lambat laun dengan banyaknya akses terhadap informasi dan budaya dari luar.
Pendidikan bela negara ketika diwajibkan untuk siswa dan mahasiswa maka diharapkan akan memberikan hasil berikut.
  1. Tumbuhnya identitas kebangsaan dan cinta tanah air yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
  2. Meningkatnya literasi keamanan digital sehingga siswa/mahasiswa mampu mengenali dan menahan serangan informasi dan serangan siber sederhana.
  3. Mengembangkan sikap kewarganegaraan aktif — tanggung jawab sosial, gotong-royong, kepedulian terhadap keamanan komunitas.
  4. Mencegah radikalisasi dan intoleransi melalui pendidikan kritis, dialog antarbudaya, dan kemampuan literasi media.
  5. Memberi dasar kesiapsiagaan sipil pada bencana dan krisis, yang turut mendukung ketahanan nasional.
 
Bagaimana Kurikulum dan Metode Pendidikan yang tepat?
Lingkungan pendidikan terdiri atas pendidikan dasar menengah dan perguruan tinggi. Kurikulum perlu disinergikan apakah menjadi bagian dari mata pelajaran atau mata kuliah yang diakui nilai dan SKS-nya, kokurikuler sebagai penunjang nilai matakuliah tertentu, atau ekstra kurikuler sebagai bagian pembelajaran non akademik yang dibentuk melalui unit kegiatan siswa/unit kegiatan mahasiswa seperti pramuka, pecinta alam, korps sukarelawan dan sejenisnya.
Minimal kurikulum pendidikan bela negara yang diberikan memuat tentang : (1) Nilai kebangsaan dan Pancasila (sejarah, simbol, dan praktik sehari-hari); (2) Kewarganegaraan aktif & etika publik (partisipasi masyarakat, demokrasi, anti-korupsi); (3) Literasi digital dan keamanan siber dasar (phishing, privasi, penggunaan media sosial kritis); (4) Pencegahan radikalisme & dialog antaragama/budaya (deteksi dini, resilensi komunitas); (5) Kesiapsiagaan bencana & pertolongan dasar (praktik lapangan dan simulasi); dan (6) Kesiapan mental & karakter (ketahanan psikologis, leadership, kerja tim). Tingkat kedalaman dan keluasan materi yang disampaikan disesuaikan dengan tingkat pendidikan.
Metode pendidikan bela negara untuk berbagai tingkat pendidikan harus dilakukan penyesuaian menggunakan prinsip pendidikan anak (pedagogik) untuk siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah dan penggunaan prinsip pendidikan dewasa (pedagogi) untuk Mahasiswa Perguruan Tinggi. Ketika konteks bela negara bisa di insert dalam sebuah pembelajaran mata pelajaran/mata kuliah maka aktivitas mengajar seperti biasa akan memungkinkan pencapaian tujuan belajar. Akan tetapi, jika terpisah dari sebuah mata pelajaran/mata kuliah maka proses pendidikan dapat dilakukan dengan metode-metode tertentu seperti kegiatan pramuka, paskibraka, mahasiswa pecinta alam (mapala), korps sukarelawan, lembaga dakwah kampus, santri kilat, seminar kebangsaan dan sejenisnya. Konten media sosial dan gaming dapat dimasifkan pengembanggannya untuk menyaingi infiltrasi budaya yang mengancam ideologi bangsa dan game berbasis nilai dasar bela negara untuk menciptakan fun game yang memberi value jati diri bangsa. 

Rudy_Bogor

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama