Jauh sebelum indonesia merdeka yakni tahun 1903, telah berdiri lembaga pendidikan pertanian di Bogor yang dikenal degan nama MLS [Middlebare Landbouw School]. kondisi agroekosistem di wilayah ini sangat mendukung dengan tanah yang subur dan beriklim basah yang menjamin ketersediaan air sepanjang tahun serta didukung oleh akses ke pasar yang dekat dengan ibu kota negara.
Sejalan dengan perkembangannya, Kota Bogor tempat dimana terletak lembaga pendidikan pertanian tertua di indonesia ini kini berhiaskan dengan hijaunya angkutan perkotaan dan merahnya atap genting perumahan penduduk. Tahun 2012 ini data menunjukkan bahwa di lingkar kawasan lembaga pendidikan tertua ini lahan produktif untuk padi sudah jarang ditemukan, hampir tidak ada petani padi. Laju konversi lahan pun makin terus meningkat sejalan dengan tumbuh pesatnya industri properti dan pertokoan di daerah ini.
Di pikuk dan padatnya bangunan, secuil lahan di sela-sela pemukiman berhasil dikembangkan sebagai sentra lidah buaya di kawasan kelurahan pasir kuda baik melalui program LM3 [Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat] maupun program LUEP [Lembaga Usaha Ekonomi Produktif]. LM3 Miftahul Ulum yang terletak di daerah Bojong Menteng hasil binaan penyuluh setempat di tahun 2009 mampu memperoleh penghargaan juara terbaik 3 tingkat Provinsi Jawa Barat dari usahatani komoditas ini. Hal serupa dengan KWT Mekar Saluyu yang terletak di Jl. Jabaru, kelompok wanita tani yang dibina sejak tahun 2008 ini bekerjasama dengan tim penggerak PKK kelurahan dan kecamatan Bogor Barat ditahun 2008 mampu menjadi peserta lomba PKK tingkat nasional perwakilan Jawa Barat setelah menjadi pemenang lomba ditingkat provinsi. Tidak terlepas juga dari peran KWT, kelurahan ini menjadi predikat juara ke tiga lomba kinerja kelurahan tingkat provinsi yang keberhasilan ini langsung ditinjau oleh Ibu Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar.
Melihat sisi Agribisnis lidah buaya di lokasi ini, dimana teknologi dan benih yang diadopsi dari praktisi berpengalaman melalui bimbingan penyuluh setempat kualitas produk yang dihasilkan tidak kalah dengan lidah buaya yang kita kenal diproduksi secara luas di daerah kalimantan. Melalui mediasi dan fasilitasi penyuluh, komoditas yang diproduksi di daerah ini sudah terjalin kontrak pemasarannya dengan Yayasan Nadzatullah sehingga mampu meningkatkan efesiensi tataniaga dan maksimalisasi keuntungan produsen. Khusus di KWT, melalui program Lembaga Usaha Ekonomi Produktif kini KWT telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana pengolahan produk, sehingga Lidah Buaya yang diproduksi kini juga tersedia di kelompok dalam bentuk jus dan nata lidah buaya.
Tidak hanya itu, pengembangan komoditas-komoditas palawija dan sayuran juga kini tengah dikembangkan di KWT Mekar Saluyu diantaranya ubi jalar, ubi kayu, jagung, cabe dan sayuran lainnya. Sejalan dengan misi salah satu SKPD Kota bogor yakni mewujudkan sistem ketahanan pangan berbasis pada karakteristik wilayah dan keragaman sumber pangan untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman dan bergizi, kisah Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan KWT Mekar Saluyu menjadi sebuah harapan dan motivasi baru bagi kelurahan-kelurahan lainnya di wilayah Kota Bogor untuk mengembangkan komoditas unggulan daerah dan menjadi sentra-sentra produksi komoditas tertentu selain talas dan manisan yang sudah terkenal lebih dulu menjadi ciri khas kota ini.
Tags
Berita